Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Gaya-gaya Bicara Yang Biasa Digunakan Dalam Suatu Pidato


Berikut gaya-gaya Bicara yang biasa digunakan dalam suatu pidato :

Gaya-gaya yang biasa digunakan dalam suatu pidato

1. Gaya Didaktik

Gaya Didaktik ialah gaya bicara yang sifatnya mendidik para pendengar dan biasanya dipakai oleh para guru (dosen) terhadap para mahasiswanya.

Penggunaan gaya ini dapat menimbulkan antipati dari pendengar kalau diantara mereka ada atau banyak yang merasa dirinya lebih pandai dari yang berpidato itu sendiri.

Cara yang terbaik untuk mengatasi kelemahan gaya ini adalah dengan selalu memakai kalimat-kalimat 'ajakan' untuk mengingat kembali

(meskipun mungkin ternyata mereka sudah lupa atau memang tidak tahu sekali).

2. Gaya Bicara Lancar

Pembicara yang mempunyai lidah terlatih biasanya menggunakan gaya ini.

Jika dapat mengembangkan otak yang terlatih untuk mendukung lidahnya,

atau dia mempunyai 'isi' dalam pembicaraannya selain kelancaran, dia dapat menjadi orator yang ulung.

(Perhatikanlah bagaimana gaya bicara ini, secara sengaja atau tidak, sering digunakan oleh para penjual obat kaki lima.

Sadar atau tidak sadar, mereka menggunakan prinsip-prinsip retorika untuk menarik perhatian orang yang lalu lalang).

Latihan suara (kelancaran lidah) sangat bermanfaat untuk mengembangkan keahlian menggunakan gaya ini.

3. Gaya Bicara Ragu-ragu

Pembicara-pembicara yang kurang pengalaman atau para pemula sering melakukan gaya ini, walaupun mereka berusaha untuk menghindarinya.

Biasanya pembicara seperti ini selalu berfikir sebelum mengeluarkan kata-kata sehingga sering terdengar kata-kata,

"Eh, . . . . .," Setiap akan mulai pembicaraan baru

Kekurangan ini dapat di obati dengan terus menerus berlatih membaca dengan suara yang lebih keras dari biasanya, menggunakan kalimat-kalimat pendek saja, dan berbicara dengan lebih kuat dan bertekanan.

4. Gaya Bicara Sombong

Orang-orang tertentu pada situasi dan kondisi tertentu dapat secara efektif menggunakan gaya bicara ini.

Seorang guru (dosen) yang berbicara kepada mahasiswanya dengan kata ganti "you" dapat dianggap menggunakan sombong ini.

Demikian pula pembicara yang terlalu banyak menggunakan kata ganti "saya" dari pada "kita" atau "kami" atau "seseorang".

Konon presiden Soekarno termasuk pembicara yang sering menggunakan gaya ini, tetapi gaya ini tidak efektif bagi kebanyakan orang.

Hindarilah terlalu sering menggunakan gaya ini, karena anda sedang berbicara dengan mereka, bukan kepada mereka!

Penggunaan gaya ini sering membuat para pendengar tidak senang apabila si pembicara dianggap sama saja dengan mereka.

5. Gaya Bicara Berat Atau Sastra

Gaya bicara ini sudah hampir musnah ;

biasanya kalimat-kalimatnya panjang-panjang dan mengandung banyak anak kalimat, bahkan sering terdengar seakan-akan pantun-pantun atau sajak-sajak yang dibacakan oleh pembicara.

Gaya semacam ini hanya terdapat pada orang-orang tua saja. Pada masa sekarang gaya, gaya semacam ini akan terasa ganjil.

6. Gaya Argumentatif

Orang-orang yang berbicara untuk menemukan alasan-alasan disebut pembicara yang bergaya argumentatif.

Orang-orang termasuk mereka adalah pengacara, politisi, peserta diskusi, dan sebagainya.

Gaya bicara logik, sistematik, penuh semangat, bahkan kelihatan seperti orang yang sedang mengajak berdebat.

Pembicara selalu mempertanyakan sebab-sebab lalu menemukan jawaban-jawabannya sendiri sebagai pendapatnya.

7. Gaya Statistik

Gaya ini merupakan gaya bicara dengan cara yang kering, tidak berhiasan, tidak berimajinasi, dan selalu membawa kumpulan statistik (angka-angka).

Gaya ini tidak menarik kecuali pada rapat-rapat pimpinan perusahaan atau pertemuan-pertemuan terbatas para pengurus organisasi.

8. Gaya Konvensional
Ini adalah gaya bicara yang paling bebas, jelas, tenang, dan sedikit santai.

Pemakaiannya tepat sekali pada pertemuan-pertemuan yang terbatas dan sifatnya agak informal.

Dengan gaya ini, pembicara tampak akrab dengan para pendengar dan selalu mengajak mereka untuk terlibat dalam pembicaraannya.

Komunikasi timbal balik terlihat dalam suasana yang menggunakan gaya ini.

Pada pertemuan-pertemuan resmi, janganlah Anda menggunakan gaya bicara ini.

9. Gaya Alim Ulama (Religius)

Biasanya gaya bicaranya datar dan berdengung, dan hanya sesuai dengan upacara-upacara keagamaan.

10. Gaya Agitatif 
Pembicara dengan gaya ini kelihatan agresif.

pembicaraannya penuh dengan propaganda dan bersifat politis.

Gaya bicara ini sering terlihat digunakan ole para juru kampanye dalam suatu pemilihan umum.

Agaknya hanya orang-orang tertentu saja yang dapat berbicara menggunakan gaya ini.

sehingga pendengar-pendengarnya dapat dengan mudah dipengaruhi untuk menyetujui konsep-konsep pembicaraan.

11. Gaya Informatif

Pembicara dengan gaya ini biasanya suaranya datar dan digunakan untuk pemberitahuan atau pengumuman.

Sifatnya pun hanya sekedar memberikan penerangan kepada para pendengar.

Gaya ini juga bersifat sebagai komunikasi satu arah.


Memilih Gaya Bahasa yang Tepat

Bagimana seharusnya seorang pembicara bergaya selama dia tampil dihadapan pendengar-pendengarnya ditentukan oleh beberapa faktor-faktor berikut :

Latar belakang dan kepribadian pembicara sendiri, ini sangat menentukan; 

faktor keturunan dan kebudayaan suku bangsa si pembicara termasuk dalam kategori ini;

sifat materi yang akan disampaikan, informatifkah, persuasifkah, edukatifkah, argumentatifkah, formal ataukah informal, dan sebagainya perlu diperhatikan sebagai bahan pertimbangan untuk memilih gaya bicara yang tepat;

latar belakang para hadirin, juga perlu sekali diperhatikan (seperti status social, usia rata-rata, pendidikan, dll)

situasi dan kondisi lingkungan, yaitu tempat diadakannya acara, di gedungkah, di tempat terbukakah, di makam (sambutan kematian), dan sebagainya.
Hal ini harus anda perhatikan dalam memiih gaya-gaya bicara terhadap pendengar ialah bahwa...

Anda hendaknya benar-benar memandang mereka sebagai lawan bicara, bukan sebagai orang-orang yang 'dibicarai'.

Jadi, gaya bicara yang anda pakai haruslah mencerminkah bahwa anda benar-benar sedang mengajak mereka 'berdialog', berkomunikasi dua arah (two-way-trafic comunication).

Perhatikanlah pula bahwa dalam suatu pidato sering terdapat lebih dari satu gaya bicara yang digunakan oleh pembicara.

Pembicara yang baik selalu dapat membuat kombinasi yang tepat dalam setiap pidatonya sehingga tidak membosankan pendenagar.

oke cukup sampai disini. mohon maaf jika banyak kesalahan kata. semoga bisa bermanfaat untuk kalian semua.

Bangjalinaja
Bangjalinaja Merupakan manusia biasa yang ingin memberikan sebuah informasi yang bisa bermanfaat bagi semua orang...

Post a Comment for "Gaya-gaya Bicara Yang Biasa Digunakan Dalam Suatu Pidato"